Friday 15 April 2016

Kalimat Tasbih selamatkan aku dari tabrakan

Sore itu cuaca sangat cerah, aku bergegas mandi dan merapikan diri karena aku berjanji menjemput teman wanitaku pulang dari tempat kerjanya. Tentu saja ini adalah sesuatu yang menyenangkan karena aku akan bertemu dengan seseorang yang sangat istimewa untukku. Aku pun segera menyiapkan sepeda motor yang biasa kukendarai tapi entah mengapa ketika aku akan bergegas pergi tiba tiba rasa ragu datang membebani, membuatku bingung memutuskan untuk pergi atau tidak.  Sesaat aku terduduk diam disepeda motorku dan akhirnya kuputuskan untuk tidak pergi.

Aku terduduk dibangku depan rumahku dengan helm ditangan, tak habis pikir mengapa rasa ragu itu datang sangat kuat dan membuat ku ragu untuk berangkat menjemputnya. Aku terus menghela nafas panjang berdoa dan berharap keraguan yang memberatkan langkahku itu pergi dan ketika ingatanku tentang janji menjemputnya datang akhirnya kuputuskan juga untuk berangkat. Dengan Bismillah dan doa aku akhirnya pergi menjemput pacarku.

Astagfirullah....  Aku berucap seraya menginjak rem dan menghentikan sepeda motorku setelah hampir satu kilometer aku berjalan. Rasa ragu itu datang dan bertambah kuat seakan akan mengajaku untuk segera memutar arah dan kembali kerumah dan akhirnya akupun mengikuti perasaanku, memutar arah dan kembali kerumah dengan perasaan yang penuh tanda tanya. Sesampai dirumah aku kembali menghela nafas panjang dan berucap 'pertanda apa semua ini?" terduduk lagi aku dikursi depan rumahku.

Bukan hanya aku yang bingung, ibuku juga ternyata sedang memperhatikan mengapa aku mondar mandir seperti orang yang kebingungan. Akhirnya aku bercerita dan ibuku menyarankan untuk tidak berangkat jika memang ragu. Aku pun mengikuti saran ibuku, aku melepas jaket dan sepatuku memutuskan tidak jadi berangkat. Sampai akhirnya aku merasa lebih tenang dan merasa keraguan itu perlahan menghilang.

Rasa cinta dan kangen memang tak bisa dibendung, setelah merasa lebih tenang akhirnya aku berangkat dengan doa dan kalimat tasbih yang tidak pernah lupa ku ucapkan setiap dalam perjalanan walau hanya didalam hati. Karena merasa sudah terlambat maka aku memacu sepeda motorku lebih cepat agar segera sampai disana. Sampai aku di jalan raya Jakarta-Bogor, aku harus menyeberang karena tempat kerja pacarku berada disisi jalan itu.

Lalu lintas cukup ramai saat itu dan kendaraan melaju dengan cepat. Dari jalur kiri aku coba merapat ketengah dan berhenti disana, menunggu kesempatan untuk masuk ke jalur kanan. Dari jauh kulihat sebuah truk melaju tapi kemudian melambat dan memberi tanda agar aku masuk kejalur kanan dan truk itu berhenti di hadapanku. Karena diberi jalan oleh sopir truk itu dan kulihat lalulintas memungkinkan maka aku pun menarik gas sepeda motorku untuk masuk ke jalur kanan.

Namun diluar dugaanku, ketika setengah sepeda motorku melewati truk itu tiba tiba sebuah minibus melaju cepat disisi truk dan..... Brakk!!!!!!
Sepeda motorku keras dihantam minibus dan terseret beberapa meter dan baru terlepas disana. Yang terdengar saat itu olehku hanyalah suara benturan itu dan sejenak aku tak sadar. Aku baru sadar setelah tanganku tak lagi menggenggam stang sepeda motorku tapi posisiku masih seperti orang yang sedang mengendarai sepeda motor, berdiri membungkuk dan kedua tangan kedepan seperti sedang memegang stang, berdiri di depan truk yang tadi memberiku jalan.

Menyadari aku tidak lagi berada diatas sepeda motor, mataku mencari cari dimana sepeda motorku dan setelah menoleh kekanan aku melihat sepeda motorku sedang berjalan terhuyung huyung mau roboh dan aku segera mengejarnya. Kuraih stangnya dan ternyata mesin motorku masih dalam keadaan hidup dan posisi persneling pada gear dua. Jalan tiba tiba kosong saat itu, mungkin karena semua pengendara meliahat tabrakanku tadi. Aku segera menepikan sepeda motorku dengan mengendarainya ke halaman tempat kerja pacarku dan kemudian banyak orang berkerumun.

Aku merasa baik baik saja dan sepeda motorku pun tak ada yang rusak dan kemudian si pengendara minibus pun datang. Setelah perbincangan yang singkat kami memutuskan berdamai, bagiku sudah bisa selamat saja itu sudah luar biasa. Lagipula aku baik baik saja dan sepeda motorku tak rusak sedikit pun, sementara minibus itu mengalami penyok, gores dan hampir berlubang terkena benturan sepeda motorku.

Seandainya aku tak terlepas dari sepeda motorku, entah apa yang sudah terjadi denganku. Terbentur dan terseret minibus itu bermeter meter jauhnya. Aku bersyukur semua itu tidak terjadi.

Alhamdulillah, semua keselamatan ini karena kebesaran Allah, kekuatan kalimat Tasbih yang selalu ku ucapkan setiap dalam perjalanan. Semoga dengan pengalamanku ini bisa mengingatkan yang lain untuk selalu berdoa dalam setiap perjalanan. Agar kita terhindar dari kecelakaan yang selalu mengincar.

No comments:

Post a Comment